Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terus mengembangkan jenis padi organik, karena selain berasnya berkualitas, juga lebih tahan hama wereng batang coklat.
"Pengembangan produk pertanian padi organik menjadi perhatian Pemkab Boyolali, saat ini, dikembangkan di dua desa, yakni Catur, Kecamatan Sambi dan Dlingo, Mojosongo," kata penggiat pertanian Aris Purwanto, Senin (21/3/2011).
Selain pangsa pasar yang semakin terbuka, varietas organik ternyata lebih tahan penyakit seperti wereng batang coklat, dan rasanya lebih pulen dan tidak mudah basi.
Pengembangan produk pertanian organik yang baru dikembangkan dua desa di Boyolali tersebut terus akan diperluas. Produksi beras organik di Boyolali, saat ini, mencapai 80 hektare, dan rata rata sekitar 6,5 ton gabah kering panen (GKP) per hektar.
Pemasaran beras organik baru melayani kebutuhan lokal di seluruh Jawa, sedangkan pasar ekspor masih menunggu sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Menurut dia, kelebihan lain beras organik, harganya sangat kompetitif dibanding dengan beras sejenis non organik, dan dapat mencapai selisih Rp 500 per kilogram.
"Sehingga, beras organik akan menguntungkan bagi petani, dan juga meringankan beban biaya produksi khususnya pestisida," katanya.
Menurut Anggota DPRD Boyolali Tugiman B, Semita, beras organik di daerah Boyolali sudah berkembang sejak 2007. Tetapi, pemasarannya belum menembus kelas ekspor, melainkan masih lokal.
Hal tersebut, menjadi tantangan bagi pemkab untuk dapat nembus ke luar negeri sebagai komoditas pangan higienis.
Menurut dia, pemeliharaan padi organik ini masih sebatas manual, yakni belum memanfaatkan mesin untuk mengolah pupuk organik.
Oleh karena itu, pihaknya berharap pemkab dapat memberikan fasilitas kepada petani mengembangkan pupuk organik. Sehingga, petani ke depan dapat memproduksi pupuk ramah lingkungan tersebut skala besar.
Bupati Boyolali Seno Samodro menyambut positif rencana pengembangan padi organik di Boyolali. Dukungan itu, ditunjukkan dengan perluasan lahan pertanian organik di dua desa tersebut.
Bupati mengakui merubah paradigma petani untuk menanam padi organik bukan hal yang mudah, tetapi pemkab akan gencar melakukan sosialisasi.
sumber: kompas.com