Penggunaan Air Hujan Untuk Tumpang Sari Kapas dan Palawija

1 komentar
Kabar Agro - Air hujan yang terjadi di Indonesia yang mempunyai potensi hujan di atas 200 mm selama empat bulan berturut-turut hampir 75% di wilayah seluruh Indonesia, sedangkan daerah yang berpotensi memiliki curah hujan di bawah 200 mm selama empat bulan hampir 25% di wilayah Indonesia. Potensi air hujan ini dapat dimanfaatkan untuk usahatani pertanian yang dikelola di lapangan oleh petani, salah satunya adalah kegiatan tumpang sari tanaman kapas dengan palawija.

Ketersediaan air di lahan kering (tadah hujan) maupun lahan sawah tadah hujan sangat menentukan keberhasilan tanaman kapas yang diusahakan bersama-sama palawija seperti kedelai, kacang hijau, jagung, dan kacang tanah. Lama musim hujan di wilayah pengembangan kapas umumnya sangat singkat yaitu hanya berlangsung 3 - 4 bulan dengan tipe iklim D atau E. Penanaman kapas di lahan kering dilakukan pada awal musim hujan dan di lahan sawah tadah hujan kapas ditanam mendekati akhir musim hujan atau awal musim kemarau.

Pengelolaan air sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air kapas, di lahan tadah hujan pemanfatan air hujan yang sangat terbatas jumlahnya diupayakan dengan penanaman kapas tepat waktu sesuai dengan waktu tanam yang direkomendasikan dan diiringi dengan teknik konservasi air yang dapat menjaga kelembaban tanah. Pengelolaan air di lahan sawah meliputi pemberian air tambahan saat curah hujan mulai menurun, penanaman kapas segera setelah padi dipanen, dan aplikasi jerami sebagai mulsa pada saat tanam untuk menjaga kelembaban tanah pada awal pertumbuhan kapas.

Di samping itu, peluang hujan turun selama musim tanam sangat fluktuatif dan berkisar antara 60 70% terutama di daerah tadah hujan. Penanaman kapas di lahan tadah hujan dilakukan pada awal musim hujan terutama di daerah yang mempunyai musim hujan yang pendek, sehingga tidak memungkinkan pergiliran tanaman seperti di Situbondo (Asembagus), Probolinggo, dan Pasuruan. Penanaman kapas setelah jagung dimungkinkan bila musim hujan agak panjang seperti di Sulawesi Selatan (Bantaeng, Bulukumba, Sinjai) dan sebagian Nusa Tenggara Barat. Pemenuhan kebutuhan air tanaman kapas di lahan tadah hujan terutama berasal dari hujan.

Di lahan sawah, kapas ditanam setelah padi dipanen yang ditumpangsarikan dengan kedelai, artinya kapas ditanam mendekati akhir musim hujan dan sewaktu tidak ada hujan, kapas masih membutuhkan tambahan air. Pemenuhan kebutuhan air di lahan sawah dipenuhi dari hujan pada awal pertumbuhan tanaman hingga berumur 1 2 bulan saja. Waktu tanam kapas sangat ditentukan oleh waktu tanam padi. Sebagai komoditas yang dikembangkan sebagai tanaman kedua setelah jagung atau padi, maka kapas sering mengalami kekeringan apabila tanam terlambat atau saat terjadi penyimpangan iklim.

Salah satu unsur iklim yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan tanaman kapas adalah curah hujan. Jumlah curah hujan dan sebarannya, selama musim tanam berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kapas. Tersedianya air di lahan tadah hujan erat hubungannya dengan periode hujan sehingga penentuan waktu tanam kapas sangat penting dalam pengelolaan tumpang sari kapas dan tanaman palawija. Bila penentuan tanam kapas dan palawija tidak tepat dengan perkiraan turunnya hujan yang akan datan maka hal ini menyebakan terjadinya penurunan produksi baik kapas maupun palawija yang diperoleh.

Memang tanaman kapas lebih tahan kekeringan bila dibandingkan tanaman perkebunan lainnya seperti coklat atau tembakau, namun demikian pada awal pertumbuhan dan pada masa proses pembentukan bunga tanaman kapas memerlukan jumlah air yang tertentu untuk pertumbuhannya. Sebaiknya tumpang sari palawija untuk kapas dipilih tanaman palawija yang lebih tahan akan kekeringan seperti tanaman kacang tanah atau kacang kedelai. Hal ini bisa memngimbangi atau menyesuaikan iklim yang sesuai atau cocok dengan tanaman kapas yang tahan akan kekeringan, sehingga diharapkan produksi yang diperoleh dari kapas dan tanaman palawija sama-sama memberikan yang produktif bagi petani

Sumber : baittas.litbang.deptan.go.id

One Response so far.

Leave a Reply

 
Kabar Agro © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings