Diversifikasi Olahan Buah Pepaya

1 komentar
Kabar Agro - Tanaman pepaya (Carica papaya L) sangat cocok ditanam di Indonesia yangberiklim tropis, sehingga dapat berbuah sepanjang tahun. Tanaman pepaya mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai buah segar maupun bahan baku industri. Buahnya selain dapat dimakan sebagai buah segar, juga dapat diolah menjadi berbagai macam olahan. Buah pepaya yang matang berkhasiat sebagai pelancar system pencemaan makanan. Daunnya dapat disayur dan digunakan sebagai obat tradisional. Pada tahun 2009 produksi buah pepaya di Indonesia sebanyak 772.844 ton dengan sentra produksi tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Buahnya digemari, selain harganya murah, kandungan gizinya tinggi. Setiap 100 g buah pepaya mengandung 12,4 g karbohidrat, 23 mg kalsium, 12 mg phosphor, 1,7 mg besi 110 mg retinol, 0,04 mg thiamin, dan 78 mg vitamin C.

Buah pepaya siap dipanen 163 hari setelah bunga mekar atau setelah kulit buahnya berwama merah 25-30. Daya simpan buah pepaya singkat, pada tingkat ketuaan star 5 buah pepaya bangkok akan matang penuh setelah dua hari dipanen dengan daya simpan 4 hari pada penyimpanan suhu ruang. Sedangkan buah pepaya dengan tingkat ketuaan star 2 akan matang penuh setelah 5 hari penyimpanan dan daya simpannya 8-9 hari pada suhu ruang. Jenis-jenis pepaya yang banyak dibudidayakan di Indonesia di antaranya adalah pepaya jingga, pepaya semangka paris, pepaya dampit, pepaya cibinong, pepaya mini (pepaya hawai, pepaya solo atau pepaya sun rise) dan pepaya California. Selain pepaya tersebut, oleh Balai Penelitian Buah Solok telah dihasilkan beberapa varietas baru diantaranya adalah pepaya carindo, sari gading, sari roan, sedangkan kandidat varietas unggul papaya hibrida di antaranya adalah Balitbu Tropika 01 Balitbu Tropika 02, Balitbu Tropika 04 dan Balitbu Tropika 05.

Sayangnya buah pepaya yang kaya gizi sangat mudah rusak. Penanganan yang kurang hati-hati saat panen, pengemasan dan pengangkutan yang kurang tepat akan memperparah jumlah kerusakanbuah selama transportasi dari sentra produksi ke tempat pemasaran. Serangan penyakit pascapanen selama penyimpanan juga menambah kerusakan buah selama penyimpanan. Pada saat panen raya terkadang buah tidak dipanen dan dibiarkan membusuk di kebun, karena ongkos petik dan angkut lebih besar dibandingkan dengan harga jualnya. Pengolahan buah pepaya menjadi berbagai jenis olahan adalah merupakan salah satu solusi untuk memanfaatkan buah menjadi tidak cepat rusak.

Manisan 
Manisanadalahmakanana dengan gula, dapat sebagai makanan camilan atau campuran pada pembuatan Buah yang digunakan tua belum matang (mengkal) tekstur buah masih keras. Manisan dapat berupa manisan basah manisan kering. Manisan kering adalah proses lebih lanjut dari manisan basah.

Bahan Baku Manisan
Manisan dapat dibuat dari buah buahan yang pepaya mengkal dengan tekstur buah masih keras.
Bahan Pembantu
Gula pasir, asam sitrat, sodium meta bisulfit, sodium benzoat.
Cara membuat
1. Sortasi buah, pilih yang mengkal dan bebas kerusakan mekanis dan mikrobiologis
2. Pencucian untuk menghilangkan kotoran
3. Pengupasan
4. Pengecilan ukuran
5. Perendaman dalam larutan garam 30 g/1 selama 1 jam
6. Pencucian
7. Perendaman dalam larutan kapur 10 g/1 selama 2 jam
8. Pencucian dan penirisan
9. Perendaman dalam larutan sulfit 1000 ppm 0,5 jam
10. Perendaman dalam gula bertingkat 40 12 jam (semalam)
11. Penirisan
12. Pemanasan dan penambahan gula (lOOg/1) dan pendinginan
13. Perendaman dalam larutan gula semalam
14. Pengerjaan diulang 3-4 kali
15. Penirisan pengemasan sebagai manisan basah
16. Pengerihgan suhu 60@C sampafkering
17. Pengemasan sebagai manisan kering

Referensi : cybex.deptan.go.id
Read more...

5 Cara Menentukan Kemasan Produk

0 komentar
Kabar Agro - Kemasan produk merupakan salah satu hal yang paling awal terlihat oleh konsumen, dan selanjutnya akan menentukan ketertarikan konsumen untuk membeli produk tersebut. Dengan sendirinya, produk yang kurang dikemas dengan baik tentu menjadi kurang dilirik konsumen, demikian menurut Amelia Nasution, Marketing Manager Sparkling Coca Cola Indonesia, saat kunjungan ke pabrik pembotolan Coca Cola di kawasan Cibitung, Bekasi, Rabu (15/2/2012) lalu.

Kemasan yang cantik dan mendukung produk juga berfungsi sebagai icon yang bisa membuat pelanggan selalu ingat dengan produk yang dijual. Ketika memilih kemasan produk, menurut Amelia ada beberapa yang harus diingat, antara lain:

1. Target market. Ketika memutuskan untuk menjual produk, pasti Anda sudah memiliki pangsa pasar atau target market sendiri. "Penentuan target market bisa menentukan jenis dan model kemasan yang sesuai untuk produk yang akan dijual," ungkap Lia Susetio, Senior Manager, Integrated Marketing Content & Connection Coca Cola kepada Kompas Female, dalam acara yang sama.

Kemasan produk yang ditujukan untuk anak-anak, anak muda, dan orang tua, pasti sangat jauh berbeda. Dengan mengenali target market yang akan disasar, Anda akan mengetahui desain kemasan yang sesuai untuk masing-masing kalangan usia. Model dan jenis kemasan yang tidak sesuai dengan target market yang dituju akan membuat penjualan produk menjadi kurang maksimal.

2. Ergonomis. Selain produk yang menarik, kemasan pun harus dibuat semenarik mungkin atau eye catching. Produk yang menarik mata, dengan warna dan desain yang unik, akan menarik buat konsumen. Kemasan juga harus punya nilai ergonomis, yang menonjolkan kenyamanan untuk konsumen maupun penjualnya. 
Kenyamanan kemasan produk merupakan hal yang dicari konsumen, karena memudahkan konsumen untuk menikmati produknya. Selain itu, produk yang ergonomis juga praktis, mudah dibawa, nyaman dipegang, dan lain sebagainya.

3. Ciri khas. Sampai saat ini, sudah banyak jenis dan model kemasan yang menarik. Untuk lebih menarik konsumen, sebaiknya pilih kemasan yang berbeda dan unik. Jika perlu, jadikan kemasan produk menjadi salah satu ciri khas dari produk yang dijual. "Bentuk kemasan yang unik dan berbeda bisa membuat pelanggan jadi selalu ingat, bahkan menjadikan produk tersebut ikon dari produk sejenisnya," ungkap Amelia.

4. Ukuran. Sesuaikan ukuran kemasan dengan ukuran produk yang dijual. Hindari kemasan yang terlalu besar atau terlalu kecil agar produk tak rusak, dan sesuaikan juga dengan kebutuhan konsumen. "Ketika bicara minuman, maka untuk mengemas minuman dalam ukuran dua sampai tiga kali minum sudah habis berarti botolnya tidak perlu terlalu besar, karena tidak efektif," tambahnya.

5. Special pack. Tak lengkap rasanya menjual produk dengan kemasan yang menarik tanpa memberikan promosi apapun. Cobalah untuk jeli melihat keadaan dan momen acara besar yang sedang terjadi. Misalnya saat momen hari raya, tak ada salahnya untuk memberikan special pack dengan warna, desain, sampai penawaran promo yang menarik.

Referensi : kompas.com
Read more...

Salah Kaprah, Internet Indonesia Lamban

0 komentar
Kabar Agro - Indonesia dianggap salah kaprah dalam menerapkan broadband internet. Akibatnya, koneksi internet terasa lambat. 

Hal itu mencuat dalam diskusi yang digelar Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) di Hotel InterContinental, Jakarta, Rabu (15/2/2012).

"Sekitar 95 persen koneksi internet di Tanah Air masih memakai koneksi wireless, sisanya memakai kabel. Indonesia itu salah kaprah," kata Chairman Mastel Setyanto P Santosa. 

Menurutnya, teknologi wireless itu didesain untuk low traffic. Namun, di Indonesia, koneksi itu malah digunakan untuk traffic tinggi. Akibatnya, koneksi internet di Indonesia terkesan lambat. 

Padahal, kata Setyanto, sebagai negara berkembang, justru koneksi fixed broadband yang harus diperbesar, bukan malah koneksi wireless. 

Mastel mendesak pemerintah untuk segera membangun jaringan fixed broadband, baik yang berbasis kabel maupun serat optik, untuk koneksi internet di Tanah Air. 

Setyanto menjelaskan, selama ini pemerintah terkesan lepas tangan dalam membangun infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Semua kesannya diserahkan kepada operator dan swasta.

Dengan fixed broadband, koneksi internet akan jauh lebih cepat dan lebih stabil dibandingkan dengan wireless broadband.

Jumlah pengguna internet bergerak (mobile) di Indonesia pada 2010 sekitar 39,6 juta pengguna. Diperkirakan pada 2015, jumlah pengguna internet bergerak di Tanah Air akan mencapai 145,2 juta pengguna. 

Sementara pengguna satuan sambungan telepon (SST) atau fixed line pada saat ini hanya tidak lebih dari 15 juta pengguna.

Skema yang bisa diterapkan

Seharusnya, Indonesia juga mencontoh Australia yang telah membangun jaringan fixed broadband untuk warganya. 

Konsep yang ditawarkan Negeri Kanguru itu menyerahkan segala pembangunan fixed broadband kepada semacam badan usaha milik daerah (BUMD). 

Cara yang sama juga telah diterapkan di Perancis. Negara tersebut memakai pola pendanaan dari public private partnership (PPP).

Di Indonesia, PPP tidak diterapkan di industri telekomunikasi. Adanya justru di industri listrik. 

"Padahal, kalau mau gampang, seharusnya tinggal copy paste saja dari PPP listrik itu. Saya sudah koar-koar 4-5 tahun lalu, tetapi tidak ada yang menggubris," katanya.

Untuk bisa membangun fixed broadband tersebut, pemerintah bisa mendapatkan dana dari ICT Fund. Walau dana ICT Fund tersebut berasal dari uang operator yang dititipkan kepada pemerintah.

Setyanto mengaku, perpaduan dana dari pihak pemerintah dan swasta ini bisa digunakan untuk membangun fixed broadband agar koneksi internet di masyarakat bisa terjaga.

"Komposisi pendanaannya tidak harus berbagi rata dengan pemerintah dan operator. Namun, kalau operator itu kuat, dia bisa membangunnya sendiri," tuturnya.

Kenapa harus "fixed broadband"?

Jaringan fixed broadband diyakini akan memberikan kecepatan dan kestabilan koneksi internet lebih baik dibandingkan dengan jaringan wireless. 

Oleh karena itu, pembangunan fixed broadband dinilai lebih penting. Terutama mengingat kondisi geografis Indonesia dengan ribuan pulau.

"Tapi yang lebih penting adalah industri konten akan tumbuh, seperti game dan musik yang menggunakan koneksi internet," kata Setyanto.

Saat ini, koneksi internet cenderung menjadi kebutuhan masyarakat. Masyarakat juga mengakses konten hiburan yang memerlukan kecepatan dan kestabilan koneksi internet.

Senior Consultant ICT Practice Frost & Sullivan, Iwan Rachmat, menambahkan, perkembangan fixed broadband akan menambah lalu lintas e-commerce di Tanah Air.

"Ke depan industri e-commerce akan tumbuh signifikan, tetapi syaratnya harus didukung oleh koneksi internet yang cepat dan stabil," ungkap Iwan.

Para operator pun akan menggenjot pembangunan infrastrukturnya, terutama fixed broadband, karena tertarik oleh pengguna pasar data yang semakin besar.

Referensi : kompas
Read more...

Aeroponik – Cara baru bercocok tanam tanpa sinar matahari

2 komentar
Kabar Agro - AeroFarms telah mengembangkan sistem aeroponik lanjutan yang terbukti menumbuhkan tumbuhan tanpa tanah atau matahari, sepanjang tahun dan di lokasi manapun. Sistem secara vertikal stackable dan sangat cocok untuk bangunan gudang-tipe lama atau kosong, yang berlimpah di perkotaan. Sistem memiliki pencahayaan 24/7 yang mengontrol, suhu, dan kelembaban, mempercepat siklus pertumbuhan 35-70 hari menjadi 18-21 hari. Sementara teknologi aeroponic merupakan inti dari sistem, perkembangan kepemilikan media tumbuh, pencahayaan dan desain mekanik semua terpisahkan dalam membuat sistem AeroFarms unggul.

Berikut merupakan 5 bagian dari aeroponik tersebut :

Aeroponik
Aeroponik adalah jenis cutting-edge teknologi hidroponik yang menumbuhkan tanaman dalam kabut. Kabut aeroponic paling efisien menyediakan akar dengan hidrasi, nutrisi dan oksigen yang diperlukan. AeroFarms telah merancang sistem untuk menghilangkan penyumbatan nosel dan mengurangi konsumsi air melalui nutrisi-sirkulasi kembali.

Kain
AeroFarms 'telah mengembangkan media, kain proprietary yang dapat digunakan kembali. Sistem AeroFarms menggunakan kain sebagai ban berjalan yang bergerak dari satu ujung tanaman sistem di mana mereka diunggulkan ke ujung lain di mana mereka dipanen. Kain tersebut memiliki sejumlah manfaat seperti daya tahan dan dapat digunakan kembali, peningkatan kebersihan dan sanitasi, dan panen yang efisien dari produk kering dan bersih.

Lampu LED putih
AeroFarms adalah perintis penggunaan LED (light emitting diode) untuk sistem pencahayaan tumbuhan komersial. Ada potensi besar untuk penggunaan LED di seluruh pengurangan biaya dan peningkatan hasil. LED memiliki 10 kali harapan hidup lebih besar daripada lampu HPS, menghasilkan biaya total kepemilikan yang lebih rendah. LED juga dapat dirancang dalam bentuk linier dan persegi panjang yang memungkinkan keseragaman hasil lengkap, dibandingkan dengan bola lampu HPS yang tidak merata mendistribusikan cahaya untuk tanaman. Keuntungan lain dari LED adalah kemampuan untuk menargetkan panjang gelombang cahaya tertentu, memungkinkan untuk mengurangi konsumsi energi dan peningkatan gizi. Terakhir, LED dapat ditempatkan lebih dekat dengan tanaman dari lampu HPS, memungkinkan lebih besar vertikal tumpukan-kemampuan modul.

Manajemen Hama Terpadu
Bertumbuh dalam sebuah struktur bangunan standar merubah tekanan terhadap hama dan lingkungan hama. Tanaman tumbuh di mesin di dalam bangunan dan tidak keluar di tempat terbuka di mana mereka menarik hama. Media kain tumbuh dibersihkan antara setiap siklus pertumbuhan 18-21 hari. Sebagian besar siklus hama lebih dari 21 hari yang merusak. Banyak aspek lain dari desain tetap termasuk cara untuk meminimalkan paparan hama dan reproduksi. Dengan desain AeroFarms tahan hama, pestisida tidak diperlukan. Tidak ada bibit khusus yang dibutuhkan, jadi bebas pestisida dan benih organik dapat digunakan.

Modularity
Ukuran dan konfigurasi sistem AeroFarms sangat disesuaikan. Sistem terdiri dari modul, yang berfungsi sebagai blok bangunan suatu sistem yang dapat ditumpuk secara vertikal atau terpasang memanjang. Pendekatan modular memungkinkan fleksibilitas lokasi, hasil yang lebih tinggi per kaki persegi, dan waktu instalasi lebih cepat.
Read more...
 
Kabar Agro © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings